Senin pagi yang kurang bersahabat, udara dingin diiringi hujan yang turun sejak Minggu sore. Tiris (dingin) kata istri saya. Saya sempat kirim sms heureuy (humor) kepada teman-teman sekantor, Bu Yati dan Pak Irwan.
Dinten ieu mah tong damel. Saéna mah obokeun deui wé. Tiris. (Hari ini mah jangan kerja. Sebaiknya tidur lagi. Dingin)
Bu Yati menjawab “Sigana mah kitu. Tiris”. (Sepertinya iya. Dingin)
Respons Pak Irwan “Muhun ngaririncik ti tadi.” (Betul, hujan sejak tadi)
Bagi kami yang sering bepergian mengandalkan sepeda motor, cuaca hujan adalah kendala yang cukup berat. Dari atas disiram hujan, dari bawah, samping dan depan siap-siap menerima semprotan air lumpur dari kendaraan lain. Cukup sering muka, pakaian, jaket yang dikenakan berlumuran lumpur. Ketika tiba di kantor pekerjaan pertama adalah membersihkan muka, pakaian, jaket atau jas hujan dari kotoran lumpur yang pekat. Ya ini memang resiko para bikers.
Bahaya lain yang harus diwaspadai para bikers ketika berkendara di waktu hujan adalah terjebak lubang yang tidak tampak, tersembunyi karena genangan air. Istri saya menamakan lubang di jalan raya itu dengan “sumur”. Memang seperti sumur lubangnya cukup dalam, mengerikan! Bagi Anda orang Bandung mungkin tahu jalan-jalan yang saat ini dipenuhi sumur. Salah satunya yang menurut saya cukup parah adalah Jl. Terusan Jakarta.
Beberapa bulan lalu, tetangga kami mengalami kecelakaan jatuh dari sepeda motor akibat jebakan sumur. Akibatnya gigi depan rontok, dan dilanjutkan dengan menginap di RS. Ya, hanya gara-gara sumur. Tapi sumur ajaib yang muncul di jalan raya.
Negeri kita punya Buton penghasil aspal alam terbesar di dunia. Tapi ajaib sebagian jalan-jalan di negeri ini aspalnya jadi lem di musim panas dan rontok di musim hujan.
Bagaimana pendapat Anda?
Comot Sana Comot Sini 
Sumuhun, mana Ujan, Becek, Macet, Pas nyampe parkiran Labtek VIII akses ke basement ditutup…:) jadi memang raos keneh angge mobil..hehe
Belum lagi sumur-sumur itu dijadikan alasan orang-orang untuk ‘minta duit’ untuk nambal
bener banget Pak, gara-gara sumur ajaib itu, mobil saya ge nggasruk handapna…..duh bandung-bandung kaman atuh artos kanggo nambalna teh nya Pak
Ironis memang kita punya buton tapi jalanan kita pada bolong-bolong 😦
Suka tanggung sih ya kalau memperbaiki, padahal kalau rusak lagi khan jadi keluar biaya lagi.
Kircon, terusan Jakarta mah memang pusatnya sumur Bandung 😀 , jadi ingat rekan saya juga sempat tikusruk di daerah itu. Hasilnya garpu sepeda motor bengkok, dan kaki harus dirawat ka tukang urut.
[…] dari biasanya. Kondisi ini diperparah dengan jalan yang buruk, di beberapa bagian telah muncul sumur ajaib. Entah sampai kapan sumur-sumur ajaib itu dibiarkan menganga dan menghambat kelancaran lalu lintas, […]
Kalo pake motor susah, mending pake sepedah Pak, hehehe. Hemat energi, hemat biaya, pan cakeut ngan sakurilingan taman ganesha.